Mengenal Pustaka Entong, Oase Bacaan di Tengah Kota Depok (1) Sulap Lapangan Jadi Taman Baca, Miliki 500 Buku
Didapuk sebagai lingkungan Ramah Anak, RT02/RW06 Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji tak lantas mengubah kebiasaan anak-anak di lingkungan tersebut. Lapangan atau taman milik warga yang disulap menjadi pusat bermain anak-anak juga hanya seperti menara gading.
Laporan: Rubiakto
Remaja di RT02/RW06 Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji memang terkenal sebagai anak nakal. Tak jarang salah satu atau sebagian dari mereka terlibat kenakalan remaja di Kota Depok. Tapi itu dulu.
Remaja yang lahir dan tumbuh di RT02/RW06 Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji tidak bisa tinggal diam melihat lingkungannya semakin rusak.
“Ada lingkungan ramah anak, tapi seperti tidak layak,” kata Ipank kepada Radar Depok.Banyak take line terpampang di lapangan yang mendapuk dirinya sebagai lingkungan layak anak dianggap seperti tulisan usang yang sama sekali tak digubris keberadaannya.
“Ada lapangan, tapi lapangan kok ada ayunannya. Dibilang taman tapi jelek banget,” kata Ipank.
Di taman, atau lapangan yang didirikan di tanah warga itu juga hanya menjadi simbol, tidak ada kegiatan.
“Disana juga banyak take line, ada tulisan ‘Dilarang Merokok’ tapi orang tuanya malah nyuruh beli rokok, itu seperti tidak adil,” ujar Ipank.
Melihat keganjilan tersebut Ipang mengajak Ipul (30) untuk memanfaatkan taman yang hanya simbol tersebut.
“Saya resah, kenapa ada fasilitas malah tidak termanfaatkan, malahan lapangan yang disebut sebagai taman itu hanya dibiarkan mangkrak, hanya ada pedagang setiap sorenya,” tandasnya.
Sejak terbentuk 31 Agustus 2017 lalu, Pustaka Entong berangkat dari keterbatasan. Ipang dan Ipul mengaku berontak, dan memutus mata rantai kenakalan remaja yang ada di lingkungannya.
“Kami ingin hidupkan lingkungan yang sudah terlanjur dikenal sebagai ramah anak,” kata Ipank.
Menurut Ipul perpustakaan menjadi salah satu konsep yang masuk akal jika dibentuk di lingkungan.
“Ingin mengetahui apapun harus kita mulai dari baca, jadi kami ingin memulai dengan kebiasaan cinta membaca,” ucapnya.
Awalnya Pustaka Entong hanya memiliki 50 buku, tanpa disadari dengan pengelolaan, dan banyak yang peduli dengan gerakan literasi tersebut kini Pustaka Entong memiliki sekitar 500 buku.
“Kita sudah punya 500 buku yang sudah terdata, dan masih ada yang belum terdata, dan kami buka setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu setelah Sholat Ashar,”